Meneladani Rasulullah dalam berhaji

"Ambillah dariku pelaksanaan manasik hajimu"
pengalaman berhaji di tahun 2006 -2007 ( 18 desember- 25 januari)......................semoga bermanfaat..........selamat menunaikan ibadah haji semoga menjadi haji mabrur dan mabrurah

My hajj moment

Selasa, 28 Agustus 2007

Pemberian yang sempurna

23 desember 2006

Seusai shalat ashar di Masjidil haram, saya dan suami tidak langsung pulang ke Maktab tapi memilih menunggu waktu magrib tiba dengan berjalan2 di sekitar haram. Sambil menunggu waktu maghrib kita masih sempat membeli snack dan juga teh susu serta kopi yang akhirnya kita makan dan minum di pelataran Masjidil Haram. Kebetulan di pelataran haram ini kita duduk bersebelahan dengan keluarga dari Jordania. Mereka juga tampaknya menunggu waktu magrib tiba. Tampak mereka juga asyik makan bekal mereka berupa buah2an. Tiba2 saja mereka menyapa kita dan memberi kita dua buah apel. sebagai tanda terimakasih, kami balik memberikan beberapa potong coklat kepada mereka. Lucunya lagi mereka tampaknya termasuk orang2 yang tidak biasa menerima pemberian orang lain tanpa membalasnya dengan balasan yang lebih baik. sehingga segera setelah coklat mereka terima mereka langsung membalasnya lagi dengan memberi kita beberapa buah jeruk mandarin beserta pisau untuk memotong jeruk tersebut. belum cukup sampai disitu, mereka juga menyodorkan wadah plastik untuk membuang sisa sampahnya karena mereka melihat kita kebingungan untuk membuang sampah. Dan akhirnya mereka menyempurnakan kebaikan mereka dengan memberikan beberapa lembar tissue untuk mengelap tangan kita yang basah karena tetesan air jeruk. Akhirnya tinggallah kita yang tersipu2 karena merasa sangat berterimakasih dengan kebaikan hati mereka dan kesempurnaan pemberian yang tidak dapat kita balas dengan dengan kebaikan yang setimpal melainkan hanya dengan sejumput do'a untuk mereka " semoga kebaikan mereka dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda....aaamiiiiin".

Dari kisah yang saya alami ini, saya mengambil pelajaran bahwa sebenarnya kebahagiaan itu adalah saat kita memberi dan bukan saat kita menerima sesuatu dari orang lain. dan dari kisah ini pula saya jadi teringat dengan cerita dari beberapa orang yang pernah berhaji dan mereka berbangga dengan apa yang telah mereka dapatkan dari pemberian orang lain di tanah suci. bahkan sebagian orang Indonesia sangat2 senang diberi ( bahkan rela antri untuk mendapatkan sedekah makanan dari penduduk lokal) dari pada memberi terutama pada musim haji...karena mereka menganggap itu adalah buah dari kebaikan mereka selama di tanah air. Padahal baik itu di tanah air ataupun di tanah haram sebenarnya sama2 saja bahwa tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Mungkin pada akhirnya kita bisa mencontoh jamaah haji lain yang begitu senang berbagi dengan sesama jamaah haji lainnya yang tidak mereka kenal sekalipun, seperti yang banyak saya lihat...mereka tampak membawa2 kurma ke mana2 untuk mereka bagikan kepada siapa saja yang lewat atau bila mereka tidak mempunyai sesuatu apapun untuk diberikan mereka tetap ingin berbuat baik dengan membawakan segelas air zam-zam untuk jamaah haji lain yang duduk disebelah mereka.Subhanallah

Kembali lagi ke Mina

Tgl 10 dzulhizah 1427 H

Kembali lagi ke Mina. Setelah mabit semalam di Muzdalifah. Wah rasanya sedikit lega.......karena sudah bisa berteduh di tempat yang beratap lagi (back to tent) setelah semalaman tidur beratapkan langit di tengah udara Muzdalifah yang menggigit.
Di Mina rencananya kita menetap selama 4 hari yaitu 10,11,12,13 dzulhizah Karena kita mengambil nafar tsani, sedang bagi mereka yang mengambil nafar awal mereka sudah bisa meninggalkan Mina pada tanggal 12 nya.

Tiba di Mina sekitar jam 10 pagi.kembali ke tenda semula tempat kita mabit di tanggal 8 zhulhizah. Hanya saja sekarang kondisi tenda sudah semakin sesak karena sudah ada jamaah indonesia lain yang bergabung bersama kita (mereka tidak bertanazul tgl 8 zulhizah dan langsung ke Arafah) . Seperti foto di bawah ini. Kalau dalam posisi jamaah sedang duduk masih lumayan longgar tendanya. Tapi kalau sudah dalam posisi tidur, maka semakin terasa sempitnya tenda (pas-pas an)

posisi duduk
foto: koleksi Nurbaiti


posisi tidur
Foto : koleksi Nurbaiti


Tapi semua itu ada hikmahnya. Kita yang selama di Maktab hanya kenal teman sekamar atau satu lantai bisa lebih mengenal lagi semua jamaah Maqdis (wanita) . karena kita disini tinggal bersama selama 4 hari 3 malam. Kebersamaan jamaah kita juga semakin terasa, karena disini semua milik bersama, baik itu makanan, buah2an dll kita semua saling berbagi.
Oh ya di Mina ini kita mendapat cukup makanan. Hanya saja makanan berdaging terus (sepertinya daging Unta),sehingga kadang kita merasa bosan. Untung saja sebagian dari kita membawa perbekalan makanan kering dari maktab Mekkah. Sehingga bisa sedikit menambah selera makan.
Mengenai cuaca di Mina perbedaan cuaca antara siang dan malam sangat ekstrim(siang panas - malam Duiiiingin) . Sebenarnya di dalam tendanya ada AC, hanya saja karena kita bergabung dengan jamaah KBIH lain dimana mereka tidak mau memasang AC , jadilah kita kepanasan di siang hari.

suasana perkemahan Mina di Maktab 27
tampak di depan ada dapur umum yang menyediakan air panas gratis bagi setiap jamaah yang memerlukannya.

Mendengarkan tausyiah ustadz Syaiful Islam setiap ba'da shubuh

Jumat, 24 Agustus 2007

Wuquf di Arafah

9 dzulhizah 1427 H (29 desember 2006 )
Hari ke dua pelaksanaan puncak ibadah haji

Dari Jabir bin Abdillah
" Setelah beristirahat sebentar hingga terbit matahari ( masih di Mina), beliau menuju Arafah. sesampainya di Namirah, disana sudah terpasang kemah,beliau langsung turun dari kendaraannya dan menunggu matahari tergelincir. Setelah itu beliau memerintahkan agar menyiapkan Qashwa dan menuju suatu lembah di Arafah untuk memberikan khutbah.................tatkala waktu zuhur tiba , Rasulullah SAW memerintahkan salah seorang sahabat untuk adzan dan iqamah , lalu shalat zuhur, kemudian iqamah dan langsung melakukan shalat ashar. Diantara kedua shalat tidak diselang shalat apapun dst......................................... Beliau berwuquf di tempat tersebut sambil menghadap kiblat sampai matahari terbenam "
(HR Muslim, Syarah Muslim, VIII:170-195 )


Perkemahan Mina :
Kita melakukan shalat shubuh berjamaah jam 5.35 dan seusai shalat shubuh kita langsung bersiap-siap untuk wuquf di Arafah. Semua jamaah keluar dari kemah permanen di Mina untuk ke jalan raya menunggu bis yang akan membawa kita ke arafah. Bis carteran Maqdis tidak datang2 juga hingga jam 10 siang (ujian kesabaran pertama) Akhirnya pimpinan rombongan berinisiatif mencarter bis umum (seperti bis sekolah yang berwarna kuning). Tanpa Air conditioning, Di tengan matahari Mina - Arafah yang bersinar terik ( Ujian kesabaran ke 2) .
Kita berada di dalam bis lebih kurang 4 jam, karena lalu lintas maceet total......
Karena cuaca sangat panas dan pengap di dalam bis ( kelebihan muatan, sampai ada juga yang berdiri) salah seorang jamaah yang sudah cukup usia sempat jatuh sakit serius sepertinya karena dehidrasi. Tapi Alhamdulillah beliau masih bisa bertahan dan kembali pulih keadaannya.

Arafah:
Kita tiba di Arafah sekitar jam 2 siang waktu setempat Langsung shalat zuhur dan ashar di qhasar dengan 1 azan dan dua iqamah.Setelah itu kita mendengarkan khutbah arafah dari ustadz Syaiful Islam. dan kita juga memanjatkan doa yang sebanyak2nya. Nampak teman-teman jamah maqdis khusyuk berdoa memanfaatkan waktu dimana doa2 kita sesuai janji Allah swt akan di ijabah

dikatakan dalam hadist nabi
"Do'a yang terbaik adalah doa pada hari Arafah"

beberapa teman tampak sesenggukan menahan tangis di antara doa-doanya. Salah seorang teman saya tampak paling khusyuk berdoa..... bahkan hingga semua jamaah selesai berdoa , dia masih melanjutkan doa-doanya. Subhanallah.......

foto koleksi Nurbaiti
Saya sendiri ada sedikit penyesalan, karena tidak begitu khusyuk dalam berdoa. Mungkin karena keletihan yang amat sangat dan cuaca yang panas. dan lagi ada sedikit kekecewaan sedikit dalam hati, karena keadaan di arafah tidak seperti yang saya bayangkan. Kemah-kemah tempat jamaah berwuquf jauh lebih kecil di banding di Mina. Tidak terlihat lautan jamaah seperti yang saya bayangkan... karena semua jamaah berada dalam tenda.Padahal dikatakan dalam hadist nabi bahwa berkumpul di arafah seperti Simulasi berkumpulnya umat manusia di Padang Masyar.........

berdoa di atas bukit arafah
tapi ....................pada saat akan menjelang pulang saya mendapatkan pemandangan yang sangat menyejukkan hati...........dari dalam bis (yang akan mengantarkan jamaah ke Muzdalifah) kita melihat beberapa kelompok Jamaah Haji (Non- Indonesia) tersebar di puncak-puncak bukit Arafah, Diantara keremangan senja mereka tampak khusyuk berdoa sambil memanjatkan tangan tinggi2 ......ada sedikit perasaan iri di hati ini, pinginnya keluar dari bis dan bisa seperti mereka berdoa di Arafah hingga terbenam matahari dan berdoa di tempat yang tinggi dan di alam terbuka dengan pemandangan senja hari yang luar biasa indahnya dan dihiasi oleh langit Arafah yang menakjubkan .
Tapi ........Allah maha tahu keadaan kita, semoga Allah SWT tetap menerima dan mengijabah doa2 kita selama di Arafah dan memaafkan ketidak khusyukan saya khususnya .

Akhirnya, setelah menunggu didalam bis yang tidak bergerak selama 2 jam (akibat dari antrian kendaraan yang akan berangkat dari arafah menuju Muzdalifah pada waktu bersamaan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW ), bis bergerak juga menuju Muzdalifah diantara kemacetan yang luar biasa dan akhirnya setelah lebih kurang 61/2 jam di didalam bis ( ujian kesabaran ke 3), sampai juga kita di Muzdalifah sekitar jam 1.30 dini hari.

Dari semua ujian kesabaran selama menuju...di ....dan saat meninggalkan Arafah. Alhamdulillah.......Jamaah kita tidak mengalami kelaparan seperti yang dirasakan sebagian besar jamaah Indonesia lainnya. Hal ini dikarenakan kita " Tanazul " dari program DEPAG. Kita menyewa kendaraan sendiri dan memakai katering sendiri khusus untuk acara puncak ibadah Haji ( 6 hari) . dikarenakan kita (jamaah Maqdis) ingin meneladani Rasulullah SAW dalam berhaji.
Konsekwensinya ya ada tambahan biaya untuk menanggung semua itu yang saya kira sebanding dengan apa yang kita dapat.

Sabtu, 11 Agustus 2007

Tiba di Jedah

18 desember 2006
jam 11.30 malam, waktu jedah

Pesawat mendarat di Jedah dengan selamat...............Alhamdulilllah..............
Di Bandara acaranya menunggu dan antri untuk pemeriksaan dokumen, selain itu kita juga mencari koper kita dan memastikan koper kita terangkut untuk dibawa ke maktab.
Sesudah semua urusan selesai ,kita semua masih menunggu lagi untuk naik bus menuju maktab.................... Setelah menunggu cukup lama, jam 4 pagi waktu setempat bus meluncur menuju maktab. Supir sempat kesasar-sasar. Kenapa yaaaa? oh....Sepertinya supirnya bukan orang lokal....Jam 6.30 baru tiba di maktab 27 Jarwal. Alhamdulillah ...kejutan lagi... dapat maktab yang lumayan bagus. Sekelas hotel bintang 3. . .Grup kita dapat kamar no 519.
foto: koleksi Nurbaiti

Doa dalam Thawaf

Yakin, itulah perasaan kita saat membacakan rangkaian doa di saat thawaf di musim haji kemarin bahwa doa-doa kita akan diijabah oleh Allah swt. Untuk itu kita berdua ( saya dan suami) memang lebih sering memilih thawaf di lantai dua daripada di pelataran ka'bah walaupun secara jarak putarannya menjadi lebih besar .Alasan kita dengan berthawaf di lantai dua adalah kita bisa lebih khusyuk dalam berthawaf dan membacakan doa, baik doa untuk diri dan keluarga maupun doa titipan teman-teman. Tidak terdesak desak oleh jamaah lain . Selain itu saya merasa lebih nyaman karena tidak banyak bersentuhan dengan yang bukan muhrim kita.

Saya dan suami bergantian membacakan doa, biasanya satu putaran thawaf untuk satu doa tertentu, spt putaran pertama untuk Saya pribadi dan suami, putaran dua untuk anak-anak kita, putaran tiga untuk ayah ibu atau saudara terdekat kita baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, putaran keempat untuk membacakan doa titipan teman-teman (kantor, tetangga ), dst.........bila semua doa sudah selesai dibacakan dan masih ada sisa putaran, biasanya kita gunakan untuk membaca ayat-ayat suci Al-Quran ataupun dari rangkaian doa Ma'tsurat. Dengan begitu kita lebih khusyuk dan fokus dalam berdoa. Kita juga punya kebiasaan saling mendoakan antara saya dan suami, Doa untuk suami saya yang membacakan dan suami yang mengamini dan demikian sebaliknya.

Kenangan kita saat bertawaf berdua suami sangat membekas dalam ingatan saya. dan saya begitu rindu untuk kembali ke Baitullah, kembali berthawaf dan kembali berdoa bersama.

Dan ........Subhanallah, Maha suci Allah yang mendengar doa-doa kita. Sesampainya di Indonesia satu demi satu dari sekian doa-doa kita dibayar kontan bahkan begitu turun dari bus yang menjemput kita di bandara doa itu sudah terkabul. hari demi hari berlalu..... satu persatu Allah memperlihatkan jawaban dari doa-doa kita.

Kota yang dermawan

17 Januari, 2007 (Dini Hari di Madinah )
Perjalanan ke Madinah sangat berkesan, kerena begitu masuk Madinah rezeki datang begitu luasnya. Rupanya pemerintah setempat sangat menghormati para tamu Allah. Dimulai dari pemberian Air zam-zam sebanyak 2l yang diberikan di awal masuk Madinah, kemudian bus berjalan lagi ke pos berikutnya. Dan di sini kita diberi hadiah lagi berupa 2 pasang kaos kaki , berikutnya lagi kue, paket nasi .....dan terakhir buah2an.Semua itu diberikan di dalam bis dan disepanjang perjalanan menuju hotel.

Mabit di Mina

8 DZULHIZAH 1427 H ( 28 desember, 2006)
...............Jabir meneruskan hadistnya
"Tatkala hari Tarwiyah tiba (8 dzulhizah ), para sahabat menuju Mina, Rasulullah SAW pun berangkat dengan naik kendaraan, Di Mina Rasulullah SAW melaksanakan shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Shubuh. Setelah beristirahat sebentar hingga terbit matahari, beliau menuju Arafah.........dst "


Tibalah hari yang ditunggu-tunggu, yaitu datangnya hari "Tarwiyah " 8 dzulhizah 1427 H sebagai awal dari rangkaian inti prosesi haji yang akan berlangsung selama 6 hari hingga tanggal 13 dzulhizah 1427 H. Jamaah sudah bersiap-siap sejak pukul 3.00 pagi. Dengan memakai pakaian ihrom, dan mulai saat ini Berlaku kembali semua hukum ihrom ( Memantangkan diri dari perbuatan tertentu sehingga menjadi haram hukumnya bila dilanggar, sebagai niat haji atau umroh )

Larangan Ihram

  1. Tidak memakai wangi-wangian kecuali yang sudah terpakai sebelum berihram
  2. Mencaci maki/bertengkar dan mengeluarkan kata-kata kotor
  3. Memotong,mencabut atau mencukur rambut
  4. Berhubungan suami istri
  5. Menikah, menikahkan
  6. mengganggu merusak pepohonan
  7. memburu atau membunuh binatang

Dengan berlakunya hukum ihrom ini, kita semua memantapkan niat untuk tidak melanggar semua larangan ihrom, dengan saling mengingatkan diantara kita. kita juga sudah mulai menjaga pembicaraan kita, sikap kita .

Hari ini Kita tidak sempat sholat shubuh di Haram ,Kita semua sholat shubuh berjamaah di Maktab. Jamaah mulai turun ke lobby jam 8 pagi. Ternyata bis nya baru datang jam 10.00 .
Perjalanan Jarwal - Mina yang sebenarnya cuma 30 menit menjadi 4 jam ( macet ) ,karena hampir semua jamaah haji dari segala penjuru dunia kecuali sebagian besar jamaah Indonesia bertolak ke Mina. Sehingga kita baru sampai di Mina jam 2.00 siang.
Bis berhenti agak jauh dari tenda, Kita berjalan kaki ke tenda.


Alhamdulillah kondisi tendanya bagus , dengan karpet warna merah hati n AC nya luar biasa dingin. Cuma saja tidak ada yang namanya kasur, bantal atau selimut. Kita tidur ber alas karpet diatas hamparan pasir putih.
Tenda-tenda milik jamaah Indonesia sebagian besar masih kosong, karena hampir semua jamaah Indonesia memilih langsung menuju Arafah.Sedangkan MAQDIS yang dipimpin Oleh KH. Syaiful Islam Mubarak mengambil program Tanazul (memisahkan diri) sesuai sunah Rasul dimana pada tanggal 8 dzulhizah seharusnya kita Mabit (bermalam di Mina) .



Selain di kemah jamaah Indonesia, di jalan maupun di kemah2 seputar Mina sudah penuh dengan jamaah dari negara2 lain, karena mereka memang memilih Mabit di Mina hingga ba'da shubuh tgl 9 dzulhizah . Entah kenapa Jamaah Indonesia beda sendiri. Jadi sebenarnya yang Tanazul siapa yaa....?



cat:
...................Di Mina ini kita tidak ada program khusus, Hanya saja kita melaksanakan Shalat Ashar dan Zuhur di Jama Qashar sedang shalat Magrib dan Isya di Qashar tanpa di Jama.
..................Shalat shubuh jam 5.35 dan selesai shalat shubuh langsung siap2 untuk wukuf di Arafah.

Taiba last moment

sebelum berpisah foto dulu......Akhirnya selesai sudah rangkaian Ibadah Haji kita, semoga thawaf kita , sa'i kita, sholat kita baik yang di Masjidil haram maupun Masjid Nabawi dan amalan haji kita lainnya diterima ALLah SWT, semoga Allah SWT mengampuni segala kekhilafan kita dalam pelaksanaan haji kita kali ini, semoga kita termasuk kedalam golongan haji mabrur dan mabrurah ,semoga kita tetap bisa menjaga tali silaturahmi kita setiba di tanah air. Semoga kita menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi setelah ibadah haji ini selesai.Dan terakhir semoga Allah meluaskan rezeki kita agar bisa segera kembali lagi mengunjungi rumah Allah yang mulia ini . Amiiiin...........................

Teman-teman di kamar 1022
Atas (ki-ka ) aku,mba Suci, bu Dedeh ,bu Yoyoh
bawah (ki-ka) bu Emi, Methia, bu Sri, Mba Bida
(foto koleksi :Methia)

Jamarat Kini

jamarat sedang dalam pembangunan

Jamarat pada musim haji 2006 kemarin situasinya aman-lancar dan terkendali. karena jamarat sudah dibuat 2 lantai. jalur keluar dan masuk terpisah. Jadi walaupun jamaah bertambah banyak insya Allah tetap aman . Sekarang jamarat masih under construction , rencananya akan dibuat jadi 5 lantai .......so, buat calhaj 2007 dst.....semoga kabar ini bisa lebih menenangkan hati
Dinding tempat melempar jumrah
berjalan dengan tertib menuju tempat pelemparan

Mabit di Muzdalifah

Pengantar:
.......................Beliau berwuquf ditempat tersebut sambil menghadap qiblat sampai matahari terbenam (di Arafah) .
Tatkala matahari telah benar-benar tenggelam Rasulullah SAW mengencangkan kendaraannya hingga kepala unta tersebut mengenai tempat duduknya dan berangkat. Rasulullah SAW pun memberi Isyaratkepada orang ramai agar tenang. Beliau juga mengatur kelancaran keberangkatan tersebut. Tatkala sampai di Muzdalifah beliau turun dan melaksanakan shalat Maghrib dan Isya dst...........kemudian beliau berbaring hingga terbit fajar dst..................................................Sebelum Matahari terbit beliau melanjutkan perjalanan(ke Mina untuk melempar jumroh) ) .(HR. Muslim, Syarah Muslim, VIII:170-195 )


kedinginan di Muzdalifah
Muzdalifah ,9 Dzulhizah1423 H
Kita sampai di Muzdalifah dari Arafah jam 1.30 malam waktu setempat ... setelah menempuh perjalanan selama 61/2 jam dari arafah yang dalam kondisi normal bisa dicapai dalan waktu 1/2 jam saja.Di Muzdalifah kita bermalam hingga ba'da shubuh.
Banyak jamah haji yang hanya lewat saja atau hanya mengambil batu saja dan tidak mabit (bermalam) . Padahal di zaman Rasulullah SAW yang tidak mabit di Muzdalifah hanya orang yang kurang sehat atau kaum ibu yang lanjut usia, atau para pekerja pengairan zamzam. Sedangkan saat ini banyak jamaah... yang tanpa sebab apa-apa tapi tidak mabit di Muzdalifah hingga pagi. Itu sebabnya kita (jamaah Maqdis ) rela berdingin-dingin dan bermalam di hotel "berbintang tak terhingga" alias beratapkan langit dan beralaskan permadani "terpal".Tapi Alhamdulillah kita semua kuat menjalaninya dan seolah-olah merasakan kembali perjuangan berhaji di zaman Rasulullah SAW dan para sahabat . Bertahan di udara dingin sampai ba'da subuh. Setelah itu Kita kembali lagi ke Mina untuk melontar Jumrah.
mendengarkan tausyiah dari Ustadz Syaiuful Islam


Toilet darurat
Di Muzdalifah sulit mencari toilet....dan kalaupun ada penuuuuh terus . makanya atas kesepakatan bersama maka kita membuat toilet darurat .....seperti foto di samping ini

Kamar Bersama

Kamar Bersama Di Mekah (kamar 519 -Maktab 27 - Jarwal )
Disini kita tinggal sekamar berdelapan. 3 senior (Bu Dedeh, Bu Yoyoh dan Bu Emi ) dan 5 Yunior ( Aku, Mba Dian, Mba Suci,Mba Ratih dan yang termuda Neng Methia-panggilan bu Emi untuk Methia ). Kamar tidurnya seperti di Foto ini , berderet-deret dengan jarak yang lumayan dekat satu sama lainnnya, makanya satu sakit semua sakit ( walaupun kita semua sudah pakai masker)..............tapi asyik kok karena kita semua (berdelapan ) kompak. Kompak ngatur soal
makanan sampai soal giliran ke kamar mandi.... ,Apalagi kalau urusan makan..... kita kan punya chef namanya bu Yoyoh,yang bisa menyulap bahan makanan ala kadarnya menjadi makanan ala resto....hmmm nyam nyam deh. jadi inget mie gorengnya bu
Yoyoh..... .
dilihat dari arah pintu masuk dan dapur














tempat peraduanku,
sebelah kiri peraduan mba Suci n sebelah kanan peraduannya Methia

dapur bersama
kamar mandi bersama

Masjidil Haram " dikepung"

Maksudnya dikepung disini, Masjidil haram sudah dikepung oleh bangunan2 tinggi disekitarnya sebagaimana yang terlihat pada foto2 dibawah ini.


Foto ini diambil dari lantai atas masjidil haram...... kita bisa melihat disini bagaimana sekeliling masjidil haram sudah penuh dengan bangunan hotel ataupun mall yang ketinggiannya sudah melebihi menara masjidil haram. Letak bangunan2 baru tersebut relatif sangat dekat dengan masjidil haram. Bahkan kalau melihat dari lantai 3 terasa lebih dekat lagi seolah menjadi bagian dari masjidil haram.Ironis memang .... karena semua itu mengurangi kesan agung dan syahdu dari Rumah Allah, walaupun tidak akan pernah mengurangi sedikitpun keutamaan dari Masjidil haram dibanding masjid manapun di dunia.



Ini masih foto dari lantai 3, tetapi dari arah yang berbeda. Masih tetap terlihat bangunan2 lain yang lebih dominan dibanding masjidil haram. Seharusnya dibuat building code untuk bangunan sekitar masjidil haram yang mengatur ketinggian lantai , juga jarak sepadan dengan pelataran masjidil haram. Sehingga masjidil haram bisa tetap menjadi centre point dari wilayah haram.dan tidak tenggelam oleh bangunan lain yang lebih mengedepankan kepentingan bisnis semata.