Meneladani Rasulullah dalam berhaji

"Ambillah dariku pelaksanaan manasik hajimu"
pengalaman berhaji di tahun 2006 -2007 ( 18 desember- 25 januari)......................semoga bermanfaat..........selamat menunaikan ibadah haji semoga menjadi haji mabrur dan mabrurah

My hajj moment

Kamis, 18 Oktober 2007

Antibiotik...langka

Akhirnya terbukti juga anekdot haji yang cukup populer " Hanya Unta dan Tiang listrik yang tidak batuk" selama musim haji. Kenyataannya setelah beberapa hari tiba di Mekah, satu demi satu teman2 jamaah baik yang sekamar, se Maqdis maupun satu maktab terserang batuk dari mulai batuk ringan hingga batuk yang cukup parah ( disertai demam). Dan bisa ditebak.....klinik yang ada di tiap2 maktab kebanjiran pasien sampai dokter2nya kewalahan dan harus berdinas sampai malam. Tak henti2nya pasien berdatangan ke klinik.....untuk jamaah haji yang sakit di awal2 kedatangan masih beruntung, karena persediaan obatnya masih banyak sehingga pasien mendapat jatah obat dengan jumlah yang sesuai aturan (terutama antibiotik yang cukup untuk minimal penggunaan ). Tapi makin kebelakang, pasien2 yang datang tidak seberuntung yang di awal....karena obat dan antibiotik yg diberikan tidak sesuai aturan (hanya dapat untuk 2 hari penggunaan). Sepertinya persediaan obatnya makin menipis...sehingga pemberian antibiotiknya di irit2. Akibat dari semua ini bisa ditebak......si pasien tidak kunjung sembuh karena pemberian antibiotik yang tidak tuntas. Lucunya pemberitaan dari Pemerintah Indonesia mengatakan bahwa persediaan obat untuk jamaah selama musim haji cukup..........Jadi mana yang benar????

cat : Saran untuk calon jamaah haji untuk membawa sendiri persediaan antibiotik dan obat batuk yang mencukupi dan jangan tergantung pada persediaan obat di klinik maktab.


Kamis, 13 September 2007

Serba satu riyal


Di Indonesia kita sudah sering melihat toko yang menjual barangnya dengan harga yang seragam. contohnya serba lima ribu, serba sepuluh ribu dlsb. Ternyata bukan hanya di Indonesia saja ada toko semacam itu. Di Mekah juga ada......tapi judulnya beda, disini namanya jadi warung serba satu riyal. Warung ini (tepatnya kaki lima) adanya di depan maktab kita di Jarwal, penjualnya kebanyakan wanita madura yang sudah jadi mukimin. Jualannya lumayan komplit loo. Dari mulai soto hingga bala2 (bakwan) semua ada.....pokoknya serasa di negeri sendiri deh. Buat kita jamaah haji reguler keberadaan warung2 itu sangat2 berarti karena kitakan tidak mendapat jatah makan selama di mekah dan lidah kita masih sulit untuk menyesuaikan dengan makanan lokal yang kebanyakan berbumbu khas arab. Di warung2 ini sekali makannya paling hanya menghabiskan 3-4 riyal saja(nasi 1 riyal, sayur 1 riyal, tahu/tempe juga 1 riyal). Jadi Untuk belanja di warung ini memang sebaiknya memakai uang kecil .....dan Alhamdulillah saya sudah punya cukup banyak persediaan uang kecil yang saya dapat dari hasil menukar sebagian uang living cost ketika di Asrama Haji bekasi.

Sabtu, 08 September 2007

Hari-hari melempar jumroh

30 desember 2006 (10 dzulhizah 1427 H)
Hari pertama melempar Jumroh:
Setelah kita tiba di Mina, kita tidak langsung melempar jumroh. karena di musim haji tahun ini kita tidak bisa menetapkan waktu melempar jumroh sekehendak hati kita melainkan harus mengikuti peraturan dari Pemerintah Saudi ( sudah terjadwal). Jamaah Maqdis baru bisa berangkat melempar jumroh sekitar jam 9 malam sesuai jadwal yang telah ditentukan. Sebenarnya kita sudah ingin melempar jumroh sekitar pukul 4 sore, tapi dilarang oleh petugas haji setempat dan tidak dibukakan pintu pagar wilayah maktab kita.
Mungkin pemerintah Saudi punya Alasan tersendiri sehingga membuat jadwal seperti itu mengingat kejadian-kejadian sebelumnya dimana banyak korban berjatuhan pada saat momen melempar jumroh.
Dan ....benar saja karena diatur sedemikian rupa arus lalu lintas menuju ke tempat melempar jumroh relatif lancar. Walaupun kita harus menempuh jarak yang lumayan jauh dari tenda maktab ...yaitu sekitar 4 km......Kita juga harus melewati terowongan Mina yang terkenal itu. tapi sekali lagi karena terowongan sudah ada 2,satu untuk menuju tempat pelemparan dan satu lagi untuk kembali ke tenda maka situasi di Terowongan juga lancar.

foto: dokumentasi pak Noor.H


Sampai di Jamarat...... Alhamdulillah juga tidak terlalu ramai ( tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya). Sehingga semua jamaah bisa melempar batu dari jarak yang sangat dekat (sampai ke bibir jamarat) dan semua batu bisa mengenai tiangnya yang sudah di buat super lebar dan besar.


FYI ....untuk hari pertama pelemparan kita hanya
melempar untuk jumrotul AQABAH yaitu melontar jumroh 7 kali dengan batu kecil yang dibawa dari Muzdalifah.
Sedang untuk hari2 berikutnya baru kita melempar untuk tiga jumratul, yaitu jumratul ULA dengan 7 batu lalu berdoa, setelah itu untuk jumratul Wustha dengan 7 batu lagi lalu berdoa dan terakhir untuk jumratul AQABAH dengan 7 batu lagi . kalau di total kita membutuhkan 70 batu kecil ( 7 di hari pertama dan 21 untuk tiap2 hari berikutnya)

Selain aktifitas utama yaitu melempar jumroh, kita mengisi hari2 di Mina ini dengan shalat berjamaah bersama yang di imami oleh Ustadz Syaful Islam, demikian juga dengan shalat malam dengan bacaan suratnya yang panjang2 ( maklum Ustadz kan Hafiz) . Walaupun kaki kadang2 terasa tidak kuat karena berdiri shalat terlalu lama tapi setelah difikir2 lagi bagus juga untuk latihan sholat malam sebagaiman shalatnya Rasulullah (walaupun masih belum ada apa2nya dengan shalat malanya Rasul). Hari2 di Mina ini juga diisi dengan tausyiah harian ba'da shubuh masih oleh Ustadz Syaiful Islam.

Tetapi selain aktifitas tersebut kita masih juga bisa melakukan aktifitas lain....seperti jalan2 atau belanja (maklum Ibu2). Karena di Mina ini banyak orang yang berjualan, baik itu di counter resmi maupun kaki limanya. jadi jangan takut kelaparan disini karena banyak yang menjual makanan siap saji seperti nasi kebuli, maupun makanan instan ..pop mie misalnya, buah2 an juga banyak......... Oh ya....kalau sudah sampai Mina jangan lupa membeli kaos kaki rajut, karena kaos kaki rajutnya lucu2,warnanya bagus2 dan harganya juga murah (cuma 4 riyal). Selain buat oleh2 kaos kaki rajut ini juga bisa digunakan langsung disini (malam hari) untuk menghangatkan kaki kita di tengah dinginnya malam di Mina

Hari terakhir melempar Jumroh
Kita sudah bersiap2 menuju jamarat sekitar jam 9 pagi. Jam 11 baru meninggalkan tenda. Suasana di Jamarat lebih penuh dari biasanya. karena hampir semua jamaah mengambil waktunya sesudah zuhur ( waktu yang disunahkan Rasulullah SAW). Kali ini lumayan berat perjuangan untuk ke lokasi jamarat tapi Alhamdulillah tidak terjadi insiden apa2, kita masih bisa tetap melempar dari jarak dekat..............

Setelah jumrah kita semua naik bis lagi untuk kemudian meluncur menuju tempat penyembelihan hadyu(binatang sembelihan) di Kudai . Wah di tempat ini kita melihat kehebatan para penyembelih korban yang menyembelih unta dengan berdiri tanpa di ikat ontanya ataupun di baringkan. Begitu cepatnya mereka menyembelih hewan2 tersebut yang jumlahnya tentu saja sangat2 banyak. Sayang....tempat penyembelihan korbannya agak-agak kotor dan darah berceceran di mana2. sepertinya sistemnya perlu diperbaiki

Rabu, 05 September 2007

kejutan Madinah
















At-Taiba yang bersebelahan dengan Gerbang utama Masjid Nabawi

17 Januari 2007
Setelah mendapat rizki yang begitu banyak dari lembaga charity kota Madinah.
Tiba-tiba jam 12.00 malam bus kami berhenti di suatu tempat yang kami tidak tahu dimana karena selain kami masih mengantuk juga tidak ada petunjuk lokasi . Katanya sih bisnya berhenti karena mau mengurus masalah hotel dan mengambil kunci. Tapi......sepertinya bisnya berhenti dekat dengan masjid Nabawi. Karena dari dalam bis, samar-samar terlihat sebagian dari menara-menara masjid Nabawi yang terkenal itu. Subhanallah, Alhamdulillah ternyata tempat bis kita berhenti itu adalah di depan maktab kita...............yang berarti maktab kita berada cukup dekat dengan masjid nabawi dan yang juga menggembirakan dan menghibur kita adalah "maktab " kita berupa residential suites ( At-Taiba).

Di pagi harinya setelah langit sudah terlihat terang , hotel kita ternyata berada persis di samping gerbang utama Masjid Nabawi. Kita hanya perlu melangkahkan kaki beberapa meter saja untuk sampai ke pelataran Masjid Nabawi. Sungguh-sungguh suatu hiburan bagi jamaah kita( kita adalah jamaah haji reguler) setelah di mekah kita mendapat maktab yang cukup jauh dari Masjidil Haram ( 1 km) dengan kondisi jalan yang naik dan turun sehingga cukup melelahkan kalau untuk berjalan kaki. Selain masalah lokasi .........kondisi bangunan dan kamarnya jauh lebih baik dibanding di Mekah............Alhamdulillah. Semua ini menjadikan jamaah Maqdis lebih bersemangat lagi untuk beribadah di Masjid Nabawi memanfaatkan sisa waktu yang tinggal 9 hari lagi .

Sabtu, 01 September 2007

Pembimbing Haji kita

foto: Koleksi Nurbaiti

Sudah lama saya ingin menulis tentang pembimbing haji kita Ustadz Syaiful Islam Mubarak, tapi saya tidak punya foto beliau yang bagus pada saat perjalanan haji kemarin. Alhamdulillah akhirnya saya dapat juga foto Ustadz dari mba beti dan menurut saya foto ini sangat2 indah baik warna maupun pencahayaan.

Pertama-tama saya merasa bersyukur sekali ketika tahu bahwa yang membimbing kita kali ini adalah beliau. Insya Allah dengan ilmu beliau yang luas jamaah kita akan terbimbing dengan baik sesuai tuntunan rasul. Dan benar saja.....saya merasa terbimbing sekali mulai dari pos pemberangkatan di DEPAG dengan diimami shalatnya dan dituntun dalam pembacaan doa2nya hingga kita tiba kembali ke pos akhir di Makro .

Hampir setiap hari, di Maktab di mekah (maktab 27) kita diberi Tausyiah oleh beliau yang diikuti dengan tanya jawab(sekitar jam 9 pagi) .Kita juga belajar tahsin praktis dan mengaji bersama sebelum tausyiah dimulai. Demikian juga saat di Mina , Muzdalifah dan Arafah. Alhamdulillah .....sambil berhaji, ilmu keislaman kita bertambah terus.

Begitu juga saat di bis, beliau selalu menuntun kita dalam membaca doa di perjalanan ( yang anehnya walau sudah beberapa kali beliau contohkan ...kok saya g hafal2 juga). Dan lebih menyejukkan hati lagi ...beliau suka membaca Al-Quran di dalam bis dengan bacaan surat yang panjang2 dengan tartil (padahal g pakai Al Qur'an lo).

Selasa, 28 Agustus 2007

Pemberian yang sempurna

23 desember 2006

Seusai shalat ashar di Masjidil haram, saya dan suami tidak langsung pulang ke Maktab tapi memilih menunggu waktu magrib tiba dengan berjalan2 di sekitar haram. Sambil menunggu waktu maghrib kita masih sempat membeli snack dan juga teh susu serta kopi yang akhirnya kita makan dan minum di pelataran Masjidil Haram. Kebetulan di pelataran haram ini kita duduk bersebelahan dengan keluarga dari Jordania. Mereka juga tampaknya menunggu waktu magrib tiba. Tampak mereka juga asyik makan bekal mereka berupa buah2an. Tiba2 saja mereka menyapa kita dan memberi kita dua buah apel. sebagai tanda terimakasih, kami balik memberikan beberapa potong coklat kepada mereka. Lucunya lagi mereka tampaknya termasuk orang2 yang tidak biasa menerima pemberian orang lain tanpa membalasnya dengan balasan yang lebih baik. sehingga segera setelah coklat mereka terima mereka langsung membalasnya lagi dengan memberi kita beberapa buah jeruk mandarin beserta pisau untuk memotong jeruk tersebut. belum cukup sampai disitu, mereka juga menyodorkan wadah plastik untuk membuang sisa sampahnya karena mereka melihat kita kebingungan untuk membuang sampah. Dan akhirnya mereka menyempurnakan kebaikan mereka dengan memberikan beberapa lembar tissue untuk mengelap tangan kita yang basah karena tetesan air jeruk. Akhirnya tinggallah kita yang tersipu2 karena merasa sangat berterimakasih dengan kebaikan hati mereka dan kesempurnaan pemberian yang tidak dapat kita balas dengan dengan kebaikan yang setimpal melainkan hanya dengan sejumput do'a untuk mereka " semoga kebaikan mereka dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda....aaamiiiiin".

Dari kisah yang saya alami ini, saya mengambil pelajaran bahwa sebenarnya kebahagiaan itu adalah saat kita memberi dan bukan saat kita menerima sesuatu dari orang lain. dan dari kisah ini pula saya jadi teringat dengan cerita dari beberapa orang yang pernah berhaji dan mereka berbangga dengan apa yang telah mereka dapatkan dari pemberian orang lain di tanah suci. bahkan sebagian orang Indonesia sangat2 senang diberi ( bahkan rela antri untuk mendapatkan sedekah makanan dari penduduk lokal) dari pada memberi terutama pada musim haji...karena mereka menganggap itu adalah buah dari kebaikan mereka selama di tanah air. Padahal baik itu di tanah air ataupun di tanah haram sebenarnya sama2 saja bahwa tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Mungkin pada akhirnya kita bisa mencontoh jamaah haji lain yang begitu senang berbagi dengan sesama jamaah haji lainnya yang tidak mereka kenal sekalipun, seperti yang banyak saya lihat...mereka tampak membawa2 kurma ke mana2 untuk mereka bagikan kepada siapa saja yang lewat atau bila mereka tidak mempunyai sesuatu apapun untuk diberikan mereka tetap ingin berbuat baik dengan membawakan segelas air zam-zam untuk jamaah haji lain yang duduk disebelah mereka.Subhanallah

Kembali lagi ke Mina

Tgl 10 dzulhizah 1427 H

Kembali lagi ke Mina. Setelah mabit semalam di Muzdalifah. Wah rasanya sedikit lega.......karena sudah bisa berteduh di tempat yang beratap lagi (back to tent) setelah semalaman tidur beratapkan langit di tengah udara Muzdalifah yang menggigit.
Di Mina rencananya kita menetap selama 4 hari yaitu 10,11,12,13 dzulhizah Karena kita mengambil nafar tsani, sedang bagi mereka yang mengambil nafar awal mereka sudah bisa meninggalkan Mina pada tanggal 12 nya.

Tiba di Mina sekitar jam 10 pagi.kembali ke tenda semula tempat kita mabit di tanggal 8 zhulhizah. Hanya saja sekarang kondisi tenda sudah semakin sesak karena sudah ada jamaah indonesia lain yang bergabung bersama kita (mereka tidak bertanazul tgl 8 zulhizah dan langsung ke Arafah) . Seperti foto di bawah ini. Kalau dalam posisi jamaah sedang duduk masih lumayan longgar tendanya. Tapi kalau sudah dalam posisi tidur, maka semakin terasa sempitnya tenda (pas-pas an)

posisi duduk
foto: koleksi Nurbaiti


posisi tidur
Foto : koleksi Nurbaiti


Tapi semua itu ada hikmahnya. Kita yang selama di Maktab hanya kenal teman sekamar atau satu lantai bisa lebih mengenal lagi semua jamaah Maqdis (wanita) . karena kita disini tinggal bersama selama 4 hari 3 malam. Kebersamaan jamaah kita juga semakin terasa, karena disini semua milik bersama, baik itu makanan, buah2an dll kita semua saling berbagi.
Oh ya di Mina ini kita mendapat cukup makanan. Hanya saja makanan berdaging terus (sepertinya daging Unta),sehingga kadang kita merasa bosan. Untung saja sebagian dari kita membawa perbekalan makanan kering dari maktab Mekkah. Sehingga bisa sedikit menambah selera makan.
Mengenai cuaca di Mina perbedaan cuaca antara siang dan malam sangat ekstrim(siang panas - malam Duiiiingin) . Sebenarnya di dalam tendanya ada AC, hanya saja karena kita bergabung dengan jamaah KBIH lain dimana mereka tidak mau memasang AC , jadilah kita kepanasan di siang hari.

suasana perkemahan Mina di Maktab 27
tampak di depan ada dapur umum yang menyediakan air panas gratis bagi setiap jamaah yang memerlukannya.

Mendengarkan tausyiah ustadz Syaiful Islam setiap ba'da shubuh